Abstract
Artikel ini mereviu Bab Tujuh dari buku Paradigms of Counseling and Psychotherapy karya R.R. Cottone (2012), yang menawarkan kerangka klasifikasi teori konseling ke dalam empat kategori: paradigma-spesifik, trans-paradigma, cross-paradigm, dan within-paradigm variation. Fokus utama artikel ini adalah pada pendekatan cross-paradigm yang mencoba mengintegrasikan dua atau lebih paradigma berbeda secara sadar dan operasional. Salah satu contoh menonjol adalah pendekatan psikoedukasi oleh Carol Anderson untuk pengobatan skizofrenia, yang menggabungkan paradigma medis dengan sistemik-relasional.Meskipun pendekatan ini terbukti efektif secara empiris, implementasinya menghadapi tantangan kelembagaan dan filsafati. Artikel ini menyoroti perlunya penguatan fondasi ontologis, epistemologis, dan aksiologis agar pendekatan lintas-paradigma memperoleh legitimasi ilmiah dan profesional. Selain itu, dukungan kelembagaan dan kebijakan menjadi kunci untuk pelembagaan praktik integratif dalam sistem kesehatan mental modern. Artikel ini menyimpulkan bahwa masa depan konseling menuntut integrasi reflektif antarparadigma, bukan sekadar memilih pendekatan tunggal. Pendekatan psikoedukasi memberikan arah potensial menuju paradigma baru yang lebih responsif terhadap kompleksitas manusia dan konteks sosialnya.